Karen Danielson dilahirkan di sebuah desa kecil tidak jauh dari Hamburg, sebelah utara
Jerman. Ayahnya adalah seorang kapten kapal dengan berlatar belakang Norwegia,
sedangkan ibunya adalah orang Belanda. Ny. Danielson berusia 17 tahun lebih
muda dari suaminya dan wataknya sangat bertolak belakang dari suaminya. Ayah
Horney adalah seorang yang taat beragama, bersifat menguasai dengan keras
sekali, angkuh, sering murung, dan pendiam, sementara ibunya adalah seorang
yang menarik, periang, dan berpikiran bebas. Ayahnya seringkali berada di laut
dalam waktu lama, dan ketika berada di rumah, sifat menentang orangtua seringkali
mengharuskannya untuk mengemukakan alasan-alasan.
Kita bisa melihat akar teori kepribadian Horney dari
pengalaman masa kecilnya. Penulis biografi Horney, Jack Rubins, mencatat:
“Teorinya merupakan hasil dari kepribadian dan lingkungan pergaulannya… yang
disaring melalui kepribadiannya.” Hampir sepanjang masa kecil dan dewasanya,
dia ragu jika orang tuanya, khususnya ayahnya, menginginkannya.
Horney muda
mengagumi ayahnya dan sangat merindukan perhatian dan cinta kasihnya, tapi dia
ditakut-takuti oleh ayahnya. Selalu teringat di benak Horney “mata biru ayahnya
yang menakutkan” dan ketegangannya, sifat banyak menuntut. Pada tahun-tahun
pertama Horney merasa ditolak oleh ayahnya. Ayahnya seringkali melontarkan
komentar-komentar bernada meremehkan tentang penampilan dan intelegensinya. Dia
merasa diremehkan dan tidak menarik, meskipun kenyataannya dia cantik.
Horney dekat
dengan ibunya dan menjadi “putri pemuja,” sebagai cara untuk mendapatkan kasih
sayang. Hingga usianya mencapai 8 tahun, Horney adalah seorang anak teladan,
melekat dan selalu mengalah, “seperti seekor domba kecil,” tulisnya. Di
tengah-tengah usahanya, dia masih saja tidak percaya bahwa dia telah memperoleh
cinta kasih dan rasa aman yang dia butuhkan. Karena pengorbanan diri dan
perilaku baik tidak berhasil, maka dia mengubah siasatnya.
Pada usia 9
tahun, Horney menjadi seorang anak yang ambisius dan suka melawan. Dia
memutuskan bahwa jika dia tidak dapat memperoleh cinta kasih dan rasa aman,
maka dia akan melakukan balas dendam kepada perasaan tidak menarik dan
kurangnya. Beberapa tahun kemudian dia menulis, “Jika aku tidak bisa menjadi
cantik, maka aku harus menjadi pandai.” Dia berjanji untuk selalu menjadi yang
pertama di kelasnya. Ketika dewasa, dia menyadari betapa banyak rasa permusuhan
yang telah dia bangun pada masa kecil. Teori kepribadian Horney menjelaskan
bagaimana rasa cinta yang tidak terpenuhi pada masa kanak-kanak mendorong
berkembangnya kecemasan dan permusuhan dasar.
Pada usia 12
tahun, setelah menjalani bermacam-macam perawatan untuk suatu penyakit dari
seorang dokter, dia memutuskan untuk berkarier di bidang medis. Di
tengah-tengah perlawanan kepada ayahnya dan perasaan tidak berharga serta putus
asa, selama di SMU Horney berusaha keras untuk mewujudkan cita-citanya masuk sekolah
medis. Ayahnya menolak mentah-mentah idenya, ketika dia mulai kuliah di
Universitas Freiburg, ibunya meninggalkan ayahnya dan pindah.
Pada usia 24
tahun, pada 1909, Horney menikah dengan Oscar Horney, seorang pengacara dari
Berlin. Waktu itu, dia mempunyai tiga anak dan ikut training psikoanalisis. Dia
menerima analisis tentang dirinya dari murid kesayangan Freud, yang menyebut
Horney dalam istilah-istilah yang menyala-nyala kepada sang guru.
Pada 1926,
Horney dan suaminya berpisah, dan enam tahun kemudian dia pindah ke Amerika,
pertama-tama bekerja di Chicago dan akhirnya menetap di New York. Di antara
rekannya adalah Erich Fromm dan Harry Stack Sullivan. Selama beberapa tahun dia
mengembangkan sebagian besar teorinya. Pada akhir hayatnya dia tertarik pada
agama Budha Zen, dan dia telah menunjungi beberapa biara Zen di Jepang beberapa
tahun sebelum meninggal.
Pandangan
Horney
Menurut pandangan Karen Horney, manusia mengawali
hidupnya dengan perasaan tidak berdaya menghadapi kekuatan dunia yang secara potensial
penuh permusuhan (potentially hostile world) sehingga anak sepenuhnya
bergantung pada orangtua agar dapat bertahan. Secara alami, anak mengalami
kecemasan (anxiety), ketidakberdayaan (helpless) dan kerentanan (vulnerability)
sehingga tanpa bimbingan dari orangtua dalam membantu anak belajar mengatasi
ancaman dari luar dirinya, maka anak akan mengembangkan basic anxiety
yang menjadi dasar dari tumbulnya konflik-konflik di masa mendatang.
Basic anxiety adalah konsep utama Horney, yang mengacu pada perasaan
terisolasi dan tidak berdaya seorang anak dalam potentially hostile world.
Secara umum, Horney menyatakan bahwa segala sesuatu yang menggangu rasa aman
dalam hubungan anak dengan orangtuanya akan menghasilkan basic anxiety.
Kecemasan dasar (basic anxiety) berasal dari rasa takut; suatu
peningkatan yang berbahaya dari perasaan tak berteman dan tak berdaya dalam
dunia penuh ancaman. Kecemasan ini membuat individu yang mengalaminya yakin
bahwa dirinya harus dijaga untuk melindungi keamanannya. Kecemasan ini juga
cenderung direpres, atau dikeluarkan dari kesadaran, karena menunjukkan rasa
takut bisa membuka kelemahan diri, dan menunjukkan rasa marah berisiko dihukum
dan kehilangan cinta dan keamanan. Individu kemudian mengalami proses
melingkar, yang oleh Horney dinamakan lingkaran setan (vicious circle).
Dimulai sejak lahir, individu membutuhkan kehangatan dan kasih sayang untuk
dapat menghadapi tekanan lingkungan. Apabila kehangatan dan kasih sayang tidak
cukup diperoleh, maka individu menjadi marah dan muncul perasaan permusuhan
karena diperlakukan secara salah. Tetapi kemarahan harus direpres agar
perolehan cinta dan rasa aman yang tidak cukup itu tidak hilang sama sekali.
Hal ini membuat perasaan menjadi kacau, maka munculah kecemasan dasar dan kemarahan
dasar, yang semakin meningkatkan kebutuhan kasih sayang dan cinta. Hal ini
kemudian juga meningkatkan kemungkinan akan semakin banyaknya kebutuhan kasih
sayang yang tidak terpenuhi, sehingga semakin kuat pula perasaan marah yang
timbul. Yang kemudian terjadi adalah perasaan permusuhan menjadi semakin kuat,
dan represi harus semakin kuat dilakukan agar perolehan kasih sayang yang hanya
sedikit itu tidak hilang. Tegangan perasaan kacau, marah, dan gusar semakin
kuat, yang kemudian kembali menguatkan kecemasan dan kemarahan dasar, dan akan
semakin parah apabila lingkaran tersebut terus menerus terjadi. Teori Horney
tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang membuat orang
terkunci dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan tidak produktif
terus menerus semakin parah.
Terdapat banyak faktor dalam lingkungan yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa tidak aman pada seorang anak, yaitu yang disebut
oleh Horney sebagai basic evil, yang meliputi dominasi langsung maupun
tidak langsung, pengabaian, penolakan, kurangnya perhatian terhadap kebutuhan
anak, kurangnya bimbingan, penghinaan, pujian yang berlebihan atau tidak adanya
pujian sama sekali, kurangnya kehangatan, terlalu banyak atau tidak adanya
tuntutan tanggung jawab, perlindungan yang berlebihan, diskriminasi, dan lain
sebagainya. Rasa tidak aman (insecure) membuat anak mengembangkan
berbagai strategi untuk mengatasi perasaan-perasaan isolasi dan tak berdayanya.
Ia bisa menjadi bermusuhan dan ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang
menolaknya atau berbuat sewenang-wenang terhadap dirinya. Anak juga bisa
menjadi sangat patuh supaya mendapatkan kembali cinta yang dirasakannya telah
hilang. Strategi lain adalah anak mengembangkan gambaran diri yang tidak
realistik, yang diidealisasikan, sebagai kompensasi terhadap perasaan-perasaan
inferioritasnya.
Menurut Horney, terdapat sepuluh strategi yang
merupakan konsekuensi pencarian solusi bagi hubungan yang terganggu antara anak
dan orang tua yang disebut neurotic trends atau neurotic needs,
yaitu:
1. Kebutuhan
neurotik akan afeksi dan pengakuan.
2. Kebutuhan neurotik akan pasangan yang dapat
mengurusi dirinya.
3. Kebutuhan
neurotik untuk membatasi hidupnya secara sempit.
4. Kebutuhan neurotik akan kekuasaan.
5. Kebutuhan neurotik untuk mengeksploitasi orang
lain.
6. Kebutuhan
neurotik akan prestise.
7. Kebutuhan
neurotik untuk dikagumi.
8. Kebutuhan neurotik untuk ambisi dan berprestasi.
9. Kebutuhan neurotik akan self-sufficiency
dan kemandirian serta
10. Kebutuhan neurotik akan kesempurnaan dan
ketaktercelaan.
Selanjutnya, Horney
mengklasifikasikan sepuluh kebutuhan tersebut menjadi tiga orientasi menghadapi
dunia, yaitu:
1. moving
toward people (kebutuhan nomor: 1,2,3)
2. moving
against people (kebutuhan nomor: 4,5,6,7,8)
3. moving
away from people (kebutuhan nomor: 9,10)
Orang-orang yang berorientasi moving toward people
memiliki ciri-ciri seperti menganggap orang lain mempunyai arti yang sangat
penting dalam hidupnya, mempunyai sikap tergantung pada orang lain, ingin
disenangi, dicintai dan diterima, bersikap intrapunitif (suka menghukum/
menyalahkan diri sendiri) serta mengorbankan diri sendiri dan tidak
individualistis. Bagi orang yang berorientasi moving against people mempunyai
ciri-ciri seperti bersikap agresif, oposisional (bertentangan dengan orang
lain), ingin menguasai dan menindas orang lain, tidak pernah memperlihatkan
rasa takut maupun rasa belas kasihan serta menjalin hubungan dengan orang lain
berdasarkan pertimbangan untung dan rugi. Sementara untuk orang yang memiliki
orientasi moving away from people, mempunyai ciri-ciri seperti menjauh
atau lari dari realitas, tidak mau mengadakan keterlibatan emosi dengan orang
lain baik dengan mencintai, berkelahi atau berkompetisi dan individu ini selalu
berusaha agar bisa hidup tanpa orang lain dan benar-benar tidak ingin
tergantung pada orang lain. Ketiga orientasi di atas ada dalam diri tiap orang
karena ketiga sikap ini ada dalam lingkungan sosial atau masyarakat dimana
sikap itu berkembang. Pada orang-orang yang normal, ketiga orientasi tersebut
dapat berjalan secara seimbang dan fleksibel dimana ketiga orientasi ini dapat
saling mengisi satu sama lain dan dapat menjadi sesuatu yang harmonis.
Sementara pada orang-orang neurotik, ketiga orientasi ini berjalan secara kaku
dimana mereka hanya menggunakan salah satu orientasi sehingga tidak produktif
dan menghambat orang tersebut memenuhi potensi-potensinya.
Horney tidak mengabaikan faktor
intrapsikis dalam perkembangan kepribadian. Menurutnya, proses intrapsikis
semula berasal dari pengalaman hubungan antar pribadi, yang sesudah menjadi
bagian dari sistem keyakinan, proses intrapsikis itu mengembangkan eksistensi
dirinya terpisah dari konflik interpersonal. Untuk dapat memahami konflik intrapsikis
yang sarat dengan dinamika diri, Horney memaparkan empat macam konsep diri,
yaitu diri rendah (despised real self), diri nyata (real self),
diri ideal (ideal self), dan diri aktual (actual self). Konflik
intrapsikis yang yang terpenting adalah antara gambaran diri ideal dengan diri
yang dipandang rendah. Membangun diri-ideal adalah usaha untuk memecahkan
konflik dengan membuat gambaran bagus mengenai diri sendiri. Diri rendah adalah
kecenderungan yang kuat dan irasional untuk merusak gambaran nyata diri. Ketika
individu membangun gambaran diri ideal, gambaran diri nyata dibuang jauh-jauh.
Ini menimbulkan keterpisahan yang semakin jauh antara diri nyata dengan diri
ideal, dan mengakibatkan pengidap neurotik membenci dan merusak diri aktualnya,
karena gambaran diri aktual itu tidak bisa disejajarkan dengan kebanggaan
gambaran diri ideal. Kebanggaan neurotik adalah kebanggaan yang semu, bukan
didasarkan akan pandangan diri yang realistis, tetapi didasarkan pada gambaran
palsu dari diri ideal. Kebanggaan neurotik didasarkan pada gambaran diri ideal
dan biasanya diumumkan keras-keras dalam rangka melindungi dan mendukung
pandangan kebanggaan akan diri sendiri. Orang neurotik memandang dirinya
sebagai orang yang mulia, hebat dan sempurna, sehingga kalau orang lain tidak
memperlakukan mereka dengan pertimbangan khusus, orang itu menjadi sedih.
Sumber : http://www.psychologymania.com/
Posting Komentar