Bagaimana kita berfikir mengenai orang lain.
Cara kita menginterpretasi, menganalisis, mengingat dan menggunakan informasi
tentang dunia sosial
Komponen dasar kognisi sosial – skema (Skema adalah kerangka mental yang
menuntun kita untuk mengorganisasi sejumlah besar informasi dengan cara yang
efisien). Skema berpengaruh kuat pada pemikiran sosial.
Pengaruh
skema terhadap kognisi sosial : Skema berpengaruh pada atensi, pengkodean,
mengingat kembali
Skema
dan atensi : Informasi yang konsisten dengan skema
akan lebih diperhatikan, skema yang tidak cocok dengan skema bisa jadi
diabaikan
Skema
dan pengodean : Informasi yang diperhatikan akan
mudah tersimpan dalam ingatan jangka panjang atau informasi yang konsisten
dengan skema yang dikodekan (di-encode)
Skema
dan pengingatan kembali : Informasi yang paling
siap diingat adalah informasi yang konsisten dengan skema
Di saat kita harus mengolah
informasi-informasi sosial yang banyak pada satu waktu kita akan menggunakan
skema-skema yang kita miliki. Skema membantu pemrosesan informasi dengan usaha yang
sedikit, cepat dan efisien. Skema berujud pengetahuan yang didapat dari
pengalaman kita di dunia sosial . Kerugian:
Skema mempunyai efek bertahan (perseverance effect) walau kita memdapat
informasi yang bertentangan (contoh prasangka). Skema bisa memberikan efek
pemenuhan harapan diri – ramalan yang membuat ramalan itu sendiri benar-benar
terjadi (self-fulfilling prophecy). misal : Guru-murid.
Heuristik
dan pemrosesan otomatis : Guna mengurangi usaha
dalam kognisi sosial. Adanya kejenuhan informasi (information overload), kita
mengolah informasi dengan jalan pintas untuk mengurangi usaha mental. Heuristik adalah aturan sederhana untuk
menarik kesimpulan secara cepat, tanpa usaha
Jenis
heuristik : 1.
Heuristik keterwakilan (heuristic representativeness): semakin mirip
seseorang dengan orang dari suatu kelompok maka seseorang itu mungkin bagian
dari kelompok itu , 2. Heuristik
ketersediaan (availability heuristics): semakin mudah informasi masuk
ke pikiran semakin besar pengaruhnya terhadap penilaian yang akan dibuat.
Pemrosesan
otomatis dalam kognisi sosial : Terjadi pada saat
kita sudah pengalaman, suatu tahap dimana kita dapat melakukan tugas seakan
tanpa usaha, otomatis dan tidak disadari. Contoh pada kognisi sosial, kita
memiliki skema tentang suatu kelompok (dokter – sibuk)
Bias-bias
dalam kognisi sosial : Bias negativitas (negativity
bias)
orang akan lebih sensitif pada informasi negatif daripada informasi positif, Informasi negatif dikaitkan dengan hal-hal
yang merugikan, mengancam , Sehingga kita lebih sensitif kepadanya agar kita
bisa merespon dengan cepat
Bias optimistik (optimistic bias): Predisposisi kita untuk mengharapkan agar segala sesuatu berjalan
dengan baik, Ini terkait dengan kesalahan perencanaan: kecenderungan untuk
membuat prediksi optimistis terkait dengan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu tugas
Hubungan
antara afek dengan kognisi :
ü Pada saat kita senang akan berpengaruh pada pikiran dan persepsi . Penilaian
pada wawancara
ü Ingatan yang bergantung pada suasana hati (mood-dependent memory). Jika
anda menyimpan informasi dalam ingatan jangka panjang di saat sedang dalam mood
yang baik, maka kita cenderung mengingat informasi itu pada saat berada dalam
suasana hati yang serupa
Efek
kesesuaian suasana hati (mood congruence effects) :
Kecenderungan menyimpan atau mengingat informasi positif ketika berada dalam
suasana hati positif dan informasi negatif ketika berada dalam suasana hati
negatif
•
Suasana hati positif juga
terkait dengan kreativitas
•
Pengaruh kognisi pada afek
•
Melalui interpretasi kita atas
suatu peristiwa
•
Aktivasi skema
•
Teknik kognisi mengontrol afek
•
Melakukan pemikiran
konterfaktual “peristiwa negatif yang tak dapat dihindari”
•
Melakukan tindakan yang membuat
kita merasa lebih baik sementara, walau berakibat tidak baik di kemudian hari
SIKAP: Pembentukan Dan Perubahannya
Pengantar :Sikap merupakan bahasan yang menarik
Pengertian Sikap
–
Pendekatan satu faktor : Sikap ditinjau
dari dimensi afektif. Merupakan intensitas dari perasaan positif atau negatif
terhadap objek (Thurstone)
–
Pendekatan dua faktor : Tinjauan dari
dimensi kognisi dan afeksi (Roosenberg). Merupakan beliefs terhadap suatu
objek, lalu dievaluasi secara afektif (bisa positif atau negatif)
–
Pendekatan tiga faktor :Tinjauannya dari
dimensi kognitif, afektif, behavioral (Freedman,81). Merupakan kesiapan
merespon dengan cara tertentu (aspek behavioral) . kesiapan dipengaruhi aspek
kognitif, afektif
Struktur Sikap : Komponen kognitif, Komponen afektif dan Komponen konatif .Hubungan Tiga
Komponen Sikap Saling kait mengkait
Teori-Teori Sikap
Ø Pembentukan Sikap : Mendasarkan belajar
& conditioning (Classical conditioning,Instrumental conditioning dan Social
Learning
ü Classical conditioning : Terbentuknya sikap merupakan asosiasi dari
pengalaman. Stimulus 1 menjadi tanda kehadiran stimulus 2
ü Instrumental Conditioning : Dipelopori
oleh Skinner. Dikenal sebagai Operant Conditioning (Sikap terbentuk karena
reward & punishment (akibat dari reinforcement))
ü Social Learning Theory (Bandura) : Sikap
terbentuk melalui proses imitasi
Ø Perubahan Sikap
ü Cognitive Consistency
Theories -> Balance theory (Heider) : Keadaan seimbang tercapai dengan adanya sikap yang sama terhadap
objek. Keadaan seimbang akan relatif stabil terhadap perubahan . Jika terjadi keadaan tidak seimbang
individu akan berusaha menyeimbangkan, dengan cara : Mengubah sikapnya
terhadap objek dan Mengubah sikapnya
terhadap individu lain.
ü Cognitive Dissonance Theory (Festinger) : Individu selalu berusaha menghindari perasaan tertekan. Individu termotivasi
mempertahankan konsistensi knowledge dan beliefs (elemen elemen kognitif)
Hubungan
knowledge dan beliefs
v Hubungan yang Irrelevant : Dua elemen yang independen & tidak saling pengaruh
v Hubungan yang relevan : Consonant cognitions, hubungan dua elemen yang konsisten &
saling mendukung , Dissonant cognitions, Dua elemen yang kontradiktif
Kesadaran adanya dissonant cognition
menimbulkan psychological dissonant
Cara
menurunkan tekanan : Mengubah elemen perilaku(Baju ditukar, dijual, dihadiahkan), Mengubah
elemen kognitif lingkungan(Meyakinkan
pada temannya kalau bajunya baru trend), Menambah elemen cognitif baru(Mencari
dukungan dari teman terhadap pendapatnya)
Functional Theory (Katz): Asumsi dasarnya sikap disesuaikan dengan kepentingan dan Sikap
mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang
selalu dipertahankan sehingga sulit diubah . Perubahan sikap tergantung
ada tidaknya stimulus yang sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan
Fungsi-fungsi dari Sikap :
–
Instrumental and adjustive : Sikap
berfungsi membantu untuk mendapatkan reward maksimal dan punisment yang minim. Individu
bersikap positif terhadap objek yang memberi keuntungan , negatif terhadap
objek yang tidak menguntungkan
–
Knowledge : Membantu memahami peristiwa
sosial
–
Ego defence : Melindungi individu dari
kenyataan yang tidak terpuji &melindungi harga diri/konsep diri
–
Value expressive : Alat untuk
mengekspresikan identitas & nilai-nilai yang dimiliki.
•
Hubungan Sikap dan Perilaku : Perilaku ditentukan oleh sikap, Sikap ditentukan oleh Perilaku, Hubungan
timbal balik antara sikap dan perilaku , Antara sikap dan perilaku tidak
berhubungan secara signifikan
•
Konsistensi hubungan sikap dan perilaku ditentukan : Pengaruh kejadian yang mengejutkan, Pengalaman langsung dengan
objek, Keyakinan terhadap sikap yang dipunyai, Konsistensi internal dalam
sikapnya, Kesadaran diri yang tinggi, Keyakinan diri
•
Menurut Bagozzi (81), hubungan antara sikap dan perilaku dipengaruhi
: Objek sikap ,
Pengalaman sebelumnya dengan perilaku tersebut , Keyakinan terhadap sikap yang dipunyai , Konsistensi antara respon afektif dan kognitif dan Keserasian antara sikap dengan norma
yang berlaku
•
Ciri-Ciri Sikap : Sikap dapat dipelajari, Sikap itu tidak berdiri sendiri , Mengarahkan
perilaku dan Sikap bukan dibawa sejak lahir
•
Pengubahan Sikap dengan
Komunikasi Persuasi : Pengertian komunikasi
persuasi dan Tujuan komunikasi persuasi (Perubahan sikap)
•
Komponen Komunikasi Persuasi
A. Komunikator
–
Aspek penting:
–
Kredibilitas tinggi, mencakup:
Keahlian, Daya tarik dan Terpercaya
ü Tingkat Keahlian : Pengertian Keahlian, Dari mana keahlian didapat?, Hubungan keahlian dan nilai pesan, Hubungan cara bicara dan
keahlian.
ü Daya Tarik : Daya tarik fisik dan Daya tarik non fisik dipengaruhi (Kesamaan-kesamaan
antara komunikator & komunikan,Perasaan suka komunikan terhadap komunikator
)
ü Terpercaya : dipengaruhi (Karakteristik kepribadian, Penampilan
fisik, Cara mengekspresikan diri dan Perilaku komunikator (Secord &
Backman, 1974)
Kredibilitas rendah menimbulkan sleeper
effect (Akibatnya terjadi “sleep on” ) dan Kelompok (Kelompok mempunyai pengaruh persuasif )
B. Faktor Pesan
Pengertian
pesan
Jenis
Pesan
•
Pesan Rasional vs Emosional
–
Pesan rasional disampaikan
dengan menunjukkan fakta fakta
–
Pesan emosional disampaikan
dengan menimbulkan rasa takut
–
Efektivitas pesan rasional
tergantung penerima pesan, terkait: Tingkat pendidikan dan Tingkat
keterlibatan dengan topik
–
Efektivitas pesan emosional
terkait: Harga diri dan Tingkat rasa takut
•
Pesan one side vs two sided
–
Pengertian pesan one-sided : Penyampaian
pesan dalam hal-hal positif
–
Pengertian pesan two-sided : Penyampaian
pesan dari sisi positif & negatif
–
Pesan two-sided dan perubahan sikap : Lebih
efektif dalam mempengaruhi opini dan Perubahan sikap yang terjadi lebih tahan
terhadap pesan yang akan mengubah sikap itu
•
Isi pesan bisa menjadi jarak
antara sumber dan penerima pesan : Pemaksaan isi pesan & reactance
C. Penerima Pesan
•
Faktor dari sisi penerima
pesan:
•
Keterikatan dengan sikapnya : komitmen (Tindakan
yang dilandasi sikapnya dan Sikap yang dinyatakannya), Kekebalan (Pembentukan opini secara langsung dan Melatih mempertahankan opini), Situasi
(Persiapan diri, Distraksi dan Repetisi), Faktor kepribadian (Suasana hati, Perhatian, Harga diri, Inteligensi)
•
Disonansi
terjadi (Festinger) : Inkonsistensi logis
(Air membeku pada 40 derajat C), Nilai kultural (Makan dengan
tangan), Pendapat umum (Lagu keroncong) dan Pengalaman (Gigit ular)
Posting Komentar