nah, salah satu mata kuliah favorit saya adalah psikologi kepribadian. namun belum tahu banyak nih tentang latar belakang dan sejarah psikologi kepribadian itu sendiri. Di postingan berikut ini adalah latar belakang dan sejarah psikologi kepribadian yang saya ambil dari buku psiklogi kepribadian karya bapak Drs.Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., ed.S., ph.D (banyak banget titelnya,,*iridotcom)
Usaha-usaha untuk menyusun teori
dalam psikologi kepribadian ini, telah sejak lama dilakukan orang. Hasil-hasil dari
usaha tersebut ada yang nilai ilmiahnya masih jauh dari memadai, dan karena
dapat disebut usaha-usaha yang bersifat prailmiah, dan ada yang nilai ilmiahnya
sudah lebih memadai.
1.
Usaha-usaha
yang Masih Bersifat Prailmiah
Diantara usaha-usaha tersebut, yang
terkenal adalah ;
a.
Chirologi
b.
Astrologi
c.
Graologi
d.
Phisiognomi
e.
Phrenologi, dan
f.
Onychologi.
a.
Chirologi atau ilmu gurat-guratan tangan (jawa :
rajah)
Dasar pikiran daripada pengetahuan ini ialah kenyataan bahwa
gurat-guratan tangan orang itu tidak ada yang saa satu dengan yang lain,
macamnya adalah sebanyak orangnya(inilah yang mendasari pikiran
Daktiloskopi/ilmu sidik jari). Jika sekiranya orang dapat mengenal
perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khusus gurat-guratan tangan tersebut,
maka dia akan mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya. Akan
tetapi usaha yang biasanya dilakukan orang tidaklah sejauh itu; orang hanya
memperhatikan beberapa gurat (garis) saja.
b.
Astrologi atau ilmu perbintangan
Dasar pikiran daripada pengetahuan ini adalah adanya pengaruh kosmis
terhadap manusia. Pada waktu seorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu
terhadap benda-benda angkasa; jika sekiranya kita mengenal perbedaan perbedaan
mengenai soal ini dia juga dapat mengenal perbedaan perbedaan mengenai
sifat-sifat khas orangnya; tetapi biasanya usaha yang dilakukan orang tidak
sejauh itu, dan hanya orang-orang yang lebih kemudian secara tradisional meniru
saja apa yang dikatakan oleh orang sebelumnya, padahal reliabilitas dan
validitas prinsip-prinsip yang telah ada belum diuji.
c.
Grafologi atau ilmu tentang tulian tangan
Tentang sejarah pengetahuan ini tidak ada kesatuan pendapat diantara para
ahli. Umumnya orang berpendapat bahwa pengetahuan ini adalah hasil abad XIX,
namun ada juga bukti-bukti yang menunjukkan, bahwa sebelum itu telah ada juga
orang yang memperhatikannya, misal Camilo Baldo (Italia, 1622).
Karangan dalam
lapangan ini yang besar yang berasal dari abad XIX ialah : Systeme de
Graphologie hasil karya Abbe Michon, yang kemudian dilanjutkan dan
disempurnakan oleh Crepiaux jamin dalam A B C de la Graphologie.
Kini karangan-karangan dalam lapangan ini telah banyak dan diantaranya
yang dapat dipandang sebagai karya terbaik adalah karya L.Klages: Handschrift
und Character.
Dasar pikiran
grafologi itu adalah demikian: segala gerakan yang dilakukan manusia itu
merupakan ekspresi daripada kehidupan jiwanya; jadi juga gerakan menulis. Dan selajutnya
tulisan sebagai gerakan menulis itu merupakan bentuk ekspresi kehidupan jiwa. Kalau
sekiranya orang dapat mengetahui keadaan khusus tulisan seseorang dengan baik,
berarti dia juga dapat mengenal keadaan kususu kepribadian penulisnya. Dalam menganalisis
tulisan itu hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
-
Apakah tulisan tetap lurus ataukah naik atau
menurun,
-
Condong tegaknya tulisan,
-
Besar kecilnya huruf,
-
Jarak tulisan dari satu garis ke garis yang
lainnya,
-
Tumpul runcingnya tulisan,
-
Tebal-tipisnya tulisan,
-
Tetap atau tidaknya ukuran tulisan,
-
Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya.
Hal-hal ini tersebut dianalisis,
dicari sifat-sifatnya yang khas, dan dengan jalan demikian orang mencoba
menarik kesimpulan mengenai kepribadian penulisnya.
d.
Physiognomi atau ilmu tentang wajah
Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan
wajahnya. Dasar pikiran untuk mengusahakan pengetahuan ini ialah keyakinan
bahwa ada hubungan antara keadaan wajah dan kepribadian. Hal-hal yang tampak
pada wajah dapat dipergunakan untuk membuat interpertasi mengenai apa yang
terkandung dalam jiwa.
Orang yang mengusahakan
secara luas pengetahuan ini dan mempergunakanya secara baik adalah: Joahann
Casper Laveter (1741-1801), seorang pendeta di Zurich. Karya Laveter dalam
lapangan ini ialah:
Physiognomische Fragmante zur Beforderung der Menchenkenntriss und
Menschenliebe. Dalam buku tersebut dia menerangkan antara lain
-
Keadaan dahi dan kening adalah petunjuk untuk
mengerti kecerdasan seseorang;
-
Hidung dan pipi adalah bagian yang dapat
memberikan tanda halus atau kasarnya perasaan seseorang;
-
Mulut dan dagu dapat memberikan petunjuk untuk
nafsu makan, nafsu minu dan sebagainya;
-
Mata adalah yang mencerminkan seluruh kehidupan
jiwa; dan sebagainya.
Sewaktu masa hidupnya Laveter—sebagai seorang pendeta yang
banyak bergaul dengan bermacam-macam orang—memang cakap menggunakan
pediman itu secara baik. Akan tetapi suksesnya tersebut bukan karena baiknya
pedoman yang digunakan, melainkan ketajaman intuisisnya; jadi kalau pedoman
tersebut dipergunakan oleh orang lain, maka lain-lain pulalah hasilnya.
e.
Phrenologi atau ilmu tentang tengkorak
Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan
tengkoraknya. Usaha ini telah dipersiapkan oleh Lavater dan mencapai bentuknya
pada Franz Joseph Gall (1758-1828), seorabg dokter bangsa Jerman yang
bersama-sama dengan G.Spurzheim (1776-1823) mengarang buku mengenai anatomi dan
fisiologi otak, yang merupakan karya penting pada zamannya.
Dasar pikiran ajaran
mereka itu bahwa tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu masing-masing memiliki
pusatnya di otak. Jikalau salah satu (atau lebih) dari kecakapan itu keadaannya
luar biasa, maka pusatnya di otak luar biasa pula besarnya. Akibat hal ini ialah
bentuk tengkorak lalu terubah oleh pusat
yang membesar tersebut, sehingga ada tonjolan0tonjolannya. Dengan mengukur
secara teliti tonjolan-tonjoln tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang
kecakapan-kecakapan atau sifat-sifat seseorang. Phrenologi ini selanjutnya
dikembangkan oleh Brocca (1824-1880), yang selanjutnya berhasil merumuskan
teori lokalisasi, suatu teori yang walaupun telah mendapat kritikan namun masih
populer hingga dewasa ini.
f.
Onychologi atau ilmu tentang kuku
Onychologi berusaha memahami kepribadian seseorang atas dasar keadaan
kuku-kukunya. Kuku di ujung jari itu mempunyai hubungan yang erat dengan
susunan syaraf, dengan cabang-cabangnya yang terhalus di ujung jari. Warna serta
bentuk kuku dapat dipakai sebagai landasan untuk mengenal kepribadian orangnya.
Cabang pengetahuan
ini baru dikembangkan pada bagian kedua abad ini, oleh sekelompok ahli dari
Perancis, yang dipelopori oleh Henry Bouquet, Cartan Pierre Giram, dan Henry
Mangin.
2.
Usaha-usaha yang Lebih Tinggi Nilainya
Jikalau dalam usaha-usaha yang satu dama
lain seakan-akan lepas, maka pada usaha-usaha yang kan dibicarakan ini terdapat
garis yang nyata mengenai konstitusi usaha tersebut.
a.
Ajaran tentang Cairan Tubuh
Ajaran tentang cairan badaniah ini, yang akan kemudian menjadi sangat
terkenal dan sangat besar pengaruhnya terhadap ahli-ahli yang lebih kemudian,
dirumuskan oleh Hippocrates dan selanjutnya disempurnakan oleh Galenus.
1.
Pendapat Hippocrates
Hippocrates (460-370 SM) adalah bapak ilmu kedokteran, karena itu tidak
mengherankan kalo dia membahas kepribadian manusia dari titik tolak
konstitusional. Terpengaruh oleh kosmologi empedoleks, yang meganggap bahwa
alam semesta besrta isinya ini tersusun dari empat unsur dasar yaitu: tanah,
air, udara, dan api. Dengan sifat-sifat yang didukung yaitu: kering, basah,
dingin, dan panas, maka hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang
terdapat empat macam sifat tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional
yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh orang itu, yaitu:
-
Sifat kering terdapat dalam chole (empedu
kuning),
-
Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu
hitam)
-
Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir),
dan
-
Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah).
Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi
tertentu. Apabila cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh dalam proporsi
selaras (normal) orangnya normal (sehat), apabila keselarasan proporsi tersebut
terganggu maka orangnya menyimpang dari keadaan normal (sakit).
2.
Pendapat Galenus
Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut,
dan membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran
cairan-cairan tersebut. Galenus sependapat dengan Hippocrates, bahwa di dalam
tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu:
-
Chole
-
Melanchole
-
Phlegma
-
Sanguis
Dan bahwa cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh
manusia secara teori dalam proporsi tertentu. Kalau suatu cairan adanya dalam
tubuh itu melebihi proporsi seharusnya (jadi: dominan) maka akan mengakibatkan
adanya sifat-sifaat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada
seseorang sebagai akibat daripada dominanya salah satu cairan badaniya itu oleh
Galenus disebutnya tempramen. Jadi, dengan dasar oikiran yang telah dikemukakan
itu sampailah Galenus kepada penggolongan manusia menjadi empat tipe tempramen,
beralas pada dominasi salah satu cairan badaniahnya. Untuk jelasnya tipologi
Hippocrates-Galenus itu dapat diikhtisarkan seperti tabel yang berikut init
(lihat tabel 1).
Untuk memperoleh ikhtisar mengenai perkembangan pendapat
ini maka dapat dikemukakan tabel yang berikut ini (lihat tabel 2).
Tabel 1. Tipologi Hippocrates-Galenus
Cairan
yang dominan
|
Prinsip
|
Tipe
|
Sifat-sifat
Khasnya
|
Chole
|
tegangan
|
Kholeris
|
Hidup(besar
semangat)keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimis
|
Melanchole
|
Penegaran(rigidity
|
Melankholis
|
Mudah kecewa,
daya juang kecil, muram, pesimistis
|
Phlegma
|
Plastisitas
|
Phlegmatis
|
Tak suka
terburu-buru(kalam, tenang), tak mudah dipengaruhi, setia
|
Sanguis
|
Ekspansivitas
|
sanguinis
|
Hidup mudah
berganti haluan, ramah.
|
Tabel
2. Ikhtisar permulaan perkembangan tipologi
Empedokles
|
Hippocrates
|
Galenus
|
|||
Unsur
|
Sifat
|
Sifat
|
Cairan
|
Cairan
|
Tipe
|
Tanah
|
Kering
|
Kering
|
Chole
|
Chole
|
Choleris
|
Air
|
Basah
|
Basah
|
Melanchole
|
Melanchole
|
Melancholis
|
Udara
|
Dingin
|
Dingin
|
Phlegmatis
|
Phlegmatis
|
Phlegmatis
|
Api
|
Panas
|
Panas
|
Sanguis
|
Sanguis
|
Sanguinis
|
sumber ; Sumadi S, Psikologi Kepribadian Ed1, PT.RajaGrafindo, Jakarta, 2008
Posting Komentar