Menikmati
Pemerkosaan, kok bisa?? coba baca dulu deh..
Seperti
biasanya, selalu tidak bisa tidur hingga
dini hari. Sebenarnya memang sengaja tidak tidur, karena menurutku pada jam-jam
setan seperti ini adalah waktu yang tepat untuk koreksi diri dan merenung.
Padahal besok
aku masih harus menjalani ujian tengah semester. Tiap kali ujian, aku selalu
terlambat masuk. Sepuluh atau lima belas menit wajar, tapi aku pasti terlambat lebih
dari setengah jam. Bahkan aku pernah terlambat hingga satu jam lebih.
Ini yang aku
jalani. Hidup yang seperti ini. Mungkin karena aku mempunyai cita-cita yang
tinggi. Selalu berharap terbaik dalam hidup. Sehingga semua menjadi serba kaku.
Terkadang rasa
tidak nyaman muncul. Tapi ya aku bisa apa lagi selain melakukan yang terbaik.
Anehnya sampai
detik ini aku tidak tahu apa cita-citaku yang pasti.
Tapi untuk
ayahku membebaskan aku sesuai minatku, tapi untuk ibu berbeda. Dia beranggpan
bahwa anakknya ini pasti akan menjadi seorang dosen.
Terus ??
maksudnya semua ini apa? Aku menulis semua ini untuk apa? Ya, aku hanya mengisi
kepenatan di malam ini. Saat ini, jam setengah tiga pagi. Besok ada tujuh materi yang
harus diujikan.
Dan lucunya,
aku yang punya harapan tinggi, dengna dukungan dari orang tua yang begitu
hebat, belum belajar satu materi pun.
Dari siang
pulang kuliah tadi sampai saat ini hanya diam. Lapar, makan. Panas, mandi. Pusing,
ngrokok. On line di banyak jejaring sosial dan iri dengan pemuda-pemuda yang
lain yang sepertinya bebas tanpa beban.
Stop! Aku berusaha untuk berhenti iri
dengan orang lain. Kadang kita membenci hidupkita sendiri, padahal banyak orang
diluar sana yang berharap bisa hidup seperti kita.. berusaha menikmati hidup.
Aku pun
teringat dengan gambar yang aku dapat di internet. Yang kurang lebih seperti
ini kata-katanya ;
“terkadang
hidup itu seperti diperkosa. Mau nggak mau, siap nggak siap, enak ngga enak,
suka ngga suka, tetap harus dinikmati”
Ini gambarnya..
Menurutku ada
benarnya juga kata kata itu, sepahit apapun, seberat apapun, sebosan dan
sejenuh apapun diri kita dalam menjalani hidup, kita harus tetap menikmati hidup
kita sendiri.
Tidak ada
orang di dunia ini yang selalu bahagia menurutku. Contohnya aku, tak ada
masalah, hidup cukup, orang tua perhatian dan selalu turutin apa kemauanku. Tapi
tetap saja ada kalanya manusia itu ada dititik terendah.
Dan sebelum
aku sampai ke titik terendah itu sebaiknya aku berhenti menulis, aku belum
belajar, dan harus belajar meski tidak akan menguasai materi.
Ini curhatan
pertama di blog, bosan curhat di diary dan catatan facebook, bosan juga curhat
deengan teman.. walaupun curhatan di blog ini terkesan norak, kamseupay atau
apalah,, tapi aku mencoba berbagi..
Ini deritaku,,
apa deritamu ??? ??? ??? ??? ???
2 komentar
Sepertinya tulisan ini cocok sekali dengan saya mas. Mas orang psikologi juga yah ?
Replyiya mas, heheh
ReplyPosting Komentar