© Copyright 2014 Duta Glory Community | Irwan Wicaksono | 085728802936 Psikologi Dan Bisnis - All Rights Reserved - http://www.dni.co.id

PSIKOLOGI EKSPERIMEN : Cara memperoleh pengetahuan


1.      Tenacity (kekukuhan pendapat/takhayul), yaitu cara memperoleh pengetahuan yang sifatnya tidak rasional. Misalnya, keyakinan saya ketika berdoa saat ada bintang maka doa saya pasti terkabulkan.
2.      Otoritas, bisa jadi seseorang yang mempunyai otoritas memberikan ilmu pengetahuan. Cara ini sifatnya juga tidak rasional. Misalnya, mbah Marijan yang punya otoritas sebagai juru kunci gunung merapi yang akan meletus maka warga tidak akan menuruni gunung merapi sebelum ada instruksi dari mbah Marijan.
3.      Intuisi, sesuatu yang muncul secara tiba-tiba, tidak pernah dipersiapkan maupun dirasakan, yang kemudian mempengaruhi pikiran dan perasaan kita. Cara ini sifatnya bisa rasional maupun tidak rasional. Pengalaman bisa menghasilkan intuisi, sehingga intuisi bisa saja rasional. Misalnya ketika akan keluar rumah tiba-tiba perasaannya tidak enak.
4.      Rasionalisme, cara memperoleh pengetahuan ini dapat diketahui dengan berpikir atau secara logika. Misalnya dua benda yang beratnya 2 Kg dan 5 Kg, secara logika benda yang lebih berat akan lebih dahulu terjatuh ke tanah karena gravitasi.
5.      Empirisme, yaitu dengan menguji logika yang ada pada rasionalisme. Misalnya gelas yang berisi air yang ditutupi kertas, logikanya jika dibalik pasti tumpah padahal airnya tidak tumpah. Pengalaman terdahulu akan mempengaruhi cara seseorang mengatasi masalahnya saat ini.
6.      Science atau metode ilmiah, yaitu cara memperoleh ilmu pengetahuan atau pengujian yang lebih sistematis, objektif dan terkontrol. Sehingga kita tidak langsung menerima pendapat bahwa IQ bagus berarti prestasinya baik, tapi harus mempertimbangkan motif, status sosiao-ekonomi, insentif dan faktor lainnya. Sistematis artinya mempunyai urutan mulai dari hipotesis, pengumpulan data, sampai terakhir pada pembuatan kesimpulan. Objektif artinya penelitian dilakukan pada objek yang tepat.

Menurut Kerlinger, metode ilmiah atau investigasi adalah penelitian yang sistematis, terkendali dan empirik terhadap sejumlah hipotesis yang dibangun dari waktu, struktur, teori. Di dalam metode ilmiah selalu ada teori dan hipotesis. Kemudian Kerlinger membuat bagan berikut ;

struktur teori -> hipotesis -> verifikasi teori

Peneliti membuat struktur teori yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaannya. Setelah teori-teorinya mencukupi, peneliti membuat hipotesis atau jawaban sementara atas pertanyaannya tersebut. Kemudian hipotesis diubah menjadi verifikasi teori atau pembenaran teorinya.
Pendapat Kerlinger ini ekuivalen dengan pendapat John Dewey tentang ’berpikir ilmiah’, antara lain :
1.      The felt need, yaitu adanya perasaan membutuhkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di pikiran kita. Kemudian kebutuhan dikerucutkan menjadi problem.
2.      Problem, yaitu mengenai permasalahan apa yang dihadapinya. Jika problemnya adalah ’X’ maka jawabannya adalah ’ini’. Tapi jawaban tersebut masih bersifat sementara (hipotesis).
3.      Hipotesis, yaitu jawaban sementara atas pertanyaan-pertanyaan kita. Setelah mendapat jawaban maka kita turun ke lapangan untuk mendapatkan bukti.
4.      Data-evidence (bukti)
5.      Konklusi atau kesimpulan
6.      Generalisasi, merupakan tambahan dari T.L Kelley

Posting Komentar