© Copyright 2014 Duta Glory Community | Irwan Wicaksono | 085728802936 Psikologi Dan Bisnis - All Rights Reserved - http://www.dni.co.id

Psikologi Kepribadian ; Eksistensialisme





Eksistensialisme

Seperti dikemukakan oleh ahli filsafat asal Jerman, Martin Heidegger (1889-1976) dan Nitzsche (1844-1900), untuk menjawab pertanyaan bagaimana caranya menjadi manusia yang unggul, jawabannya adalah jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan diri secara jujur.
Eksistensialisme oleh kaum eksistensialis disebut “eks”, berarti keluar, “sintesi” berarti berdiri. Jadi “ekstensi” berarti berdiri sebagai diri sendiri.

Menurut Jean Paul Sartre adanya manusia itu bukanlah “ertre” melainkan “a etre”. Artinya manusia itu tidak hanya “ada” tapi manusia juga harus membangun “ada”-nya, yang dibentuk dengan tiada hentinya.

Jadi bisa kita simpulkan eksistensialisme merupakan paham yang berpusat pada individu atau manusia itu sendiri yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.

Viktor Frankl

Viktor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikister) keturunan Yahudi yang menemukan serta mengembangkan logoterapi. Logoterapi berasal dari bahasa Yunani, “logos” berarti makna dan juga rohani. Sedangkan “terapi” berarti penyembuhan.

Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak psikologi/psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia di samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup dan hasrat untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna yang didambakan.

Asumsi Dasar Logoterapi

1.       Kebebasan berkehendak (freedom of will), artinya manusia memilliki kebebasan, namun tidaklah mutlak, tetapi kebebasan untuk menentukan sikap.

2.       Kehendak hidup bermakna (will to meaning), artinya dengan kebebasan, manusia termotivasi untuk berkerja dan berkarya agar hidupnya berharga.

3.       Makna hidup (meaning of life), artinya makna hidup merupakan hal penting dan didambakan setiap manusia. Upaya manusia menemukan dan mencari makna hidup merupakan motivator utama dalam hidup.

Sumber-sumber Hidup Yang Lain

1.       Self Preoccupation (sibuk dengan diri sendiri), makna hidup bisa diperoleh dengan jaminan keuangan sehingga kebutuhan dasarnya terpenuhi.

2.       Individualism, makna yang diperoleh melalui prestasi, aktivitas dan waktu luang.

3.       Collectivisme, makna hidup dapat diperoleh dari tradisi kebudayaan dan norma-norma sosial.

4.       Self-trancendence, makna hidup dapat diperoleh dengan menghayati nilai-nilai, aktivitas keagamaan, dan menolong sesama.



Posting Komentar