Review Grand Theory Psikologi Sosial
Ilmu Sosial
Ilmu sosial merupakan ilmu yang kompleks dan multidimensial.
Ilmu sosial mempelajari manusia dalam konteks individu maupun masyarakat. Kejadian
masa lalu tidak mungkin dapat diulang secara presisi. Kajian ilmu sosial yaitu
sosiologi, antrhopologi dan psikologi sosial.
Sosiologi lebih berfokus terhadap tingkah laku individu dalam
konteks kelompok. Sedangkan anthropologi individu dalam konteks kebudayaan. Lain
halnya dengan psikologi sosial, meskipun mengambil materi-materi dari ilmu
sosial yang lain tetapi tetap mempunyai suatu ciri khas yaitu mempelajari
individu sebagai suatu bagian dari masyarakat.
Dalam psikologi sosial fokusnya seperti penjelasan diatas
adalah individu. Dan ini dibedakan menjadi dua level yaitu level independen dan
level dependen. Contoh level independen adalah saat kita menikmati suatu musik atau
pertunjukan. Jadi level independen adalah dimana kita berfokus pada aktifitas diri
sendiri. Lain dengan dependen, contohnya adalah membandingkan nilai ujian kita
dengan orang lain. Jadi pada level dependen kita lebih banyak membandingkan
diri kita sendiri dengan orang lain. Dan manusia tanpa disadari lebih benyak
berada pada level dependen daripada di level independen.
Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang memelajari
dampak sosial terhada tingkah laku individu, bagaimana kehadiran orang lain dapat
mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku individu.
Psikologi sosial mempelajari manusia secara individual ketika
berinteraksi secara simbolik dengan lingkungan (Dewey & Huber, 1966). Psikologi
sosial juga merupakan bidang ilmu yang mencari pengertian tentang hakekat dan
sebab-sebab dari perilaku dan pikiran individu dalam situasi sosial (baron
& byrne, 1994).
Teori Bagaimana Meramalkan Perilaku
Menggunakan teori nature dan nurture. Teori nature, menjelaskan
bahwa perilaku digerakkan oleh faktor keturunan dalam bentuk instink
biologis(Mc Dougal). Sedangkan teori nurture, menerangkan perilaku adalah hasil
pengalaman individu selama hidup (Darwin).
Menurut William James, walaupun instink mempengaruhi perilaku
tetapi penjelasan utama adalah masalah kebiasaan (pola perilaku yang
diulamg-ulang sepanjang hidup individu).
Sedangkan menurut John Dewey, perirlaku terus menerus berubah
atau diubah oleh lingkungan (termasuk orang lain).
Teori Umum Psikologi Sosial
Bagaimana kita dapat meramalkan perilaku seseorang dapat
dilakukan dengan pendekatan, yaitu dengan pendekatan psikoanalisa dan
pendekatan stimulus respon.
Menurut psikoanalisa penyebab perilaku adalah pengalaman masa
lalu. Dan trait serta kondisi internal yang mempengaruhi perilaku individu.
Sedangkan teori stimulus respon menerangkan bahwa yang
menjadi penyebab perilaku adalah situasional, atau saat ini. Serta kebiasaan
yang mempengaruhi perubahan perilaku.
Perspektif utama memahami perilaku dalam konteks psikologi
sosial
1. Behavioral perspective
Fokus dari behavioral
perspective adalah pada perilaku yang dapat diamati (observable) yaitu yang
dikatakan (saying) dan dilakukan (doing). Perilaku adalah response, dan
lingkungan adalah stimulus/rangsangan. Dalam behavioral perspective menggunakan
pendekatan kotak hitam atal black box theory, yaitu response akan muncul karena
rangsangan. Jadi dalam teori kotak hitam ini terlalu mengabaikan proses mental.
Teori-teori lain yang mungkin dapat diguanakan antara lain teori pembelajaran sosial
(social leraning theory) dan teori pertukaran sosial (social exchange theory).
2. Cognitive perspective
Menurut cognitive
perspectve perilaku muncul karena ada pemrosesan informasi pada kognisi
individu. Perilaku yang muncul dipengaruhi oleh
fakrotor internal (proses mental) individu, dan faktor eksternal akan berpengaruh
jika individu merasa membutuhkan. Perilaku berkembang sesuai dengan
perkembangan kognitif individu. Cognitive perspective banyak dipengaruhi oleh
teori gestalt dan teori medan (field theory).
3. Structural perspective
Menggunakan role theory
tau teori peran. Memahami perilaku dengan mengetahui peran sosial individu. Sehingga
hubungan sebab akibat dapat lebih mudah diketahui. Contoh, misalkan seorang
ayah berkerja keras untuk membiayai sekolah anaknya. Ayah berkerja keras
menjadi akibat dar keharusan membayar sekolah anak yang menjadi sebab. Maka perilaku
dapat dipahami dari sebuah peran sosial dari individu, atau fungsi
situasionalnya. Perilaku yang muncul merupakan peran yang diharapkan.
4. Interacionist pespective
Individu berperan sebagi
agen yang aktif dalam menentukan perilakunya sendiri. Interactionist persective
berfokus pada perilaku sosial yang dapat diamati (overt behavior) dan yang
tidak dapat diamati secara langsung(Covert behavior).
Posting Komentar